Dari Relawan Pemulasan Jenazah Kini Mengajar Anak Celebral Palsy Begini Kisah Lucky di Semarang

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Menjadi tenaga pendidik memang tak mudah apalagi untuk mendidik para anak istimewa seperti celebral palsy (CP).

Seperti dialami Lucky (25) tenaga pendidik di ruang disabilitas Semarang Penyandang Cacat Kepedulian (Semar Cakep), Semarang Barat, Kota Semarang.

Baginya, menjadi pendidik membayangkannya pun tak pernah apalagi guru bagi anak-anak istimewa.

Dia sebelumnya hanya relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 yang berjibaku saat pandemi yang menggila beberapa bulan lalu.

Baca juga: Korban Arisan Online Ambarawa Semarang Tunda Laporkan Bandar yang Kabur, Barang Bukti Masih Kurang

Baca juga: 12 Sekolah Negeri di Kota Semarang Belum Gelar PTM, Terganjal Restu Orangtua

Baca juga: Damkar Kota Semarang Lebih Banyak Tangani Kasus Nonkebakaran, Terbanyak Selamatkan Hewan Peliharaan

Baca juga: Mulai Tempati Lapak di Pasar Johar Semarang, Pedagang: Masih Sepi

"Saya baru dua bulan di sini untuk mengajar."

"Awalnya jadi staf tapi karena kurang tenaga pendidik saya diminta untuk ikut mengajar," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (29/10/2021).

Dia lantas belajar menjadi tenaga pendidik secara autodidak maupun dari pengajar lainnya di Semar Cakep.

Pengetahuan tersebut langsung dipraktikan di dalam ruang kelas dengan berinteraksi para anak CP dan orangtuanya.

"Saya enjoy mengajar mungkin karena dasarnya saya suka anak-anak," ungkapnya.

Ia berkata, secara teknis tak alami kendala dalam mengajar.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Dari Relawan Pemulasan Jenazah Kini Mengajar Anak Celebral Palsy Begini Kisah Lucky di Semarang"

Posting Komentar